Blog-e Cah enDeso






Monday, November 25, 2013

Kata Bijak Mario Teguh Part 3


Keberhasilan kita tidak diukur dari seberapa berharta dan tinggi kedudukan yang bisa kita capai, tapi terutama dinilai dari kebaikan dari jalan hidup kita.

Apakah baiknya, menjadi kaya untuk dibuktikan sebagai pencuri, atau berkedudukan tinggi yang dihujat karena tak tegas mencegah penjahat melanjutkan kejahatan?

Keinginan Tuhan itu sederhana.

Jadilah jiwa baik yang mendatangkan kebaikan bagi sesama.
Anda disebut kuat bukan karena badan Anda kuat, tetapi karena hati Anda yang sedang dikecilkan dan bersedih itu, tetap bertahan dan menyabarkan diri.

Apapun yang terjadi kepada Anda, akan tetap menjadi sesuatu yang menguatkan Anda, jika Anda tidak mengijinkannya untuk melemahkan Anda.

Tidak ada orang bisa disebut lemah, selama dia bisa memilih.

Pilihlah untuk menjadi jiwa yang sabar dan berbahagia.
Jika wajahmu menyiratkan ketulusan hatimu, kehidupan akan memilihkan kualitas dari isi hatimu.

Jagalah hatimu dari prasangka yang mengkejikan dugaanmu.

Peliharalah pikiranmu dari perhitungan yang memburukkan pekertimu, yang melebihkanmu sebagai pembenci daripada pengasih.

Maka, serahkanlah hatimu kepada kebaikan, karena hanya dengannya hatimu menjadi bening, dan dengannya kehidupanmu menjadi indah.
Ada orang yang membenci pekerjaannya, suka membolos, dan merindukan hari libur.
tetapi anehnya, dia tetap ingin berhasil melalui pekerjaan yang kalau bisa dihindarinya itu.

Pekerjaan adalah jalan menuju keberhasilan.

Jika keberhasilan Anda penting, jangan hindari pekerjaan.
Ada orang yang jika terancam kesulitan,
dia meratap, menjadi alim dalam sekejap,
dan status FB-nya penuh doa dan nasehat baik.

Tapi, asal dia sudah merasa sedikit aman, dia akan kembali congkak dan berlaku yang tidak pantas bagi doa dan nasehatnya sendiri.

Orang yang patuhnya kepada yang benar seperti datang dan perginya air pasang, akan juga berezeki pasang dan surut, sampai datang tsunami.

Tuhan, ampunilah kami.
Semakin berani Anda bermimpi, semakin jelas tujuan dari tindakan Anda.

Dan jika tujuan Anda jelas, kekhawatiran Anda akan memudar.
Sebisa mungkin,
jangan menikahi pengeluh,
yang selalu takut kecewa,
yang lama bersiap-siap tapi tidak pernah memulai.

Not cool.
Sebuah pernikahan, yang bahagia atau tidak, tetap lebih menjanjikan daripada percintaan asyik masyuk yang tak pernah sampai pada bentuk tanggung-jawab pernikahan.

Pernikahan yang tadinya buruk, dapat dijadikan indah dengan kesungguhan suami dan istri untuk saling memuliakan perasaan satu sama lain.

Percintaan yang seperti apa pun indahnya,
tapi tanpa tanggung-jawab pernikahan,
hanya akan menyiksa hati.
Cara lazim untuk kehilangan hormat kepada diri sendiri,

adalah,

berjanji sampai hampir bersumpah untuk menjadi pribadi baru dan bekerja keras mencapai impian, tapi tetap berpikiran tidak bersih, sama malasnya, mencurigai orang-orang baik, dan memprotes Tuhan.

Janganlah mengira hati Anda tidak tahu,
jika Anda mengatakan satu hal,
tapi melakukan hal yang lain.

Tepatilah janji Anda kepada diri sendiri.
Engkau sedang diregang gelisah.

Menginginkan yang pasti, tapi tak tahu apa yang harus kau lakukan.

Engkau tahu kau harus lakukan sesuatu, tapi tak ada jaminan masalahmu tak akan lebih memburuk.

Ragu atau yakin,
pasti atau tidak,
tetapi bertindak dengan niat memperbaiki keadaan, adalah tetap yang terbaik.

Salah saat mencoba yang baik, adalah lebih mulia, daripada salah karena tak melakukan apa pun.
Jika Anda sedang merasa menderita, Anda harus tahu mengapa Anda masuk dalam keadaan itu.

Jika Anda lebih berfokus menikmati rasa tersiksa itu, dan tidak menegaskan diri untuk membersihkan pikiran dan membeningkan hati, untuk mengenali sikap dan perilaku yang menyebabkan penderitaan itu,
Anda masih akan lama berada dalam rasa tersiksa itu.

Menikmati rasa tersiksa bukanlah jalan keluar dari penderitaan.
Orang yang biasanya dikecewakan oleh kehidupan, adalah orang yang biasanya lalai memelihara kepercayaan.

Maka peliharalah kepercayaan yang sekecil apa pun, karena dari situlah tumbuh kredibilitas pribadi untuk dipercayai memimpin yang besar-besar.

Kehidupan ini tidak akan mengecewakan Anda, yang tak sampai hati mengecewakan kepercayaan orang lain.

Kepercayaan sesama adalah tanda kepercayaan Tuhan.
Banyak orang demikian senangnya berbelanja, sehingga perhatiannya berfokus kepada kesempatan untuk meminjam uang, untuk belanja.

Mereka memperlakukan credit card, yang sebetulnya adalah fasilitas kredit berbunga sangat tinggi, sebagai income tambahan.

Berhati-hatilah

Ribuan orang jatuh miskin karena takut kelihatan miskin.

Orang yang tidak takut kelihatan miskin, justru mudah menjadi orang kaya.
Apakah Anda pernah merasa serba salah?

Apa pun yang Anda coba, salah.
Dan yang Anda katakan,
segera membuat Anda meminta maaf?

Jangan kecil hati. Ini jalan ke atasnya.

Hapuslah keinginan untuk menyenangkan semua orang,
dan jangan memikirkan keuntungan untuk diri sendiri.

Mulailah semua hal dengan nama Tuhan dan dengan niat untuk mendatangkan kebaikan bagi orang lain,
lalu perhatikan apa yang terjadi.
Hatimu yang mudah merasa kasihan itu tidak lemah, tetapi justru tanda bahwa engkau adalah jiwa yang disiapkan bagi peran pelayanan yang besar.

Hati yang kasar dan kejam tidak akan mampu mengemban tugas untuk membahagiakan sesama.

Hatimu yang mudah pedih melihat penderitaan sesama itu adalah rahmat Tuhan.

Bersyukurlah,
dan segeralah gunakan rahmat itu dalam pekerjaan yang membaikkan hidup banyak orang.
Jika engkau ingin keluar dari rasa marah dan gelisahmu,
janganlah kau kobarkan iri di hatimu saat kau lihat orang lain lebih mampu darimu.

Janganlah bicara getir dan semena-mena menuduhkan ketidak-adilan kepada mereka,
dan menyalahkan semua yang tak kau mengerti sebagai penyebab deritamu.

Sudah baikkah dirimu?

Ikhlaskanlah dirimu untuk menjadi pribadi baik yang mudah dibaikkan hidupnya oleh Tuhan.
Nasib itu berbanding lurus dengan perilaku.

Jika perilaku kita baik, nasib kita baik.
Dan jika sebaliknya, nasib kita terbalik.

Seperti,
orang yang punya kebiasaan menendang hidung anjing yang sedang tidur, nasibnya tidak akan baik.

Seperti,
pemalas, pesimis, dan penunda – tidak mungkin dipercaya untuk pekerjaan besar di tempat baik dan dibayar besar.

Kualitas perilaku menentukan kualitas nasib.

0 comments:

Post a Comment